JALADRINEWS.COM - Insiden mengejutkan terjadi pada saat LRT Jabodebek sempat mengalami kendala teknis pada pada Sabtu (25/10/2025) siang.
Hal ini pun turut mendapat sorotan serius dari pengamat transportasi yang tergabung dalam Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Revy Petragradia. Ia mendorong adanya investigasi secara menyeluruh atas insiden pada sistem third rail atau penyalur listrik untuk kereta tersebut, guna memastikan penyebab serta mencegah kejadian serupa terjadi kembali.
Insiden itu terjadi saat perjalanan LRT Jabodebek terganggu akibat masalah pada sistem penyalur listrik. Akibatnya, rangkaian kereta sempat berhenti di tengah lintasan dan sejumlah penumpang harus dievakuasi dengan berjalan kaki di jalur rel menuju area aman. Meski tak ada korban jiwa, gangguan tersebut menimbulkan kepadatan dan keterlambatan perjalanan di beberapa lintasan LRT.
"Kami mendorong adanya investigasi secara menyeluruh atas penyebab gangguan di supply listrik ini, apakah gangguan di supply listrik dari gardu atau memang ada kerusakan sistem sintelis di LRT-nya,” ujar Revy dikutip dari Media Indonesia, Sabtu, 25 Oktober 2025.
Menurut Revy, investigasi komprehensif sangat penting agar akar masalah dapat ditemukan, baik dari sisi infrastruktur, sistem kelistrikan, maupun faktor teknis operasional. Hasil dari penyelidikan tersebut, lanjutnya, dapat menjadi bahan evaluasi menyeluruh bagi pengelola LRT Jabodebek, khususnya PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai operator.
"Harapannya, tentunya hasil investigasi ini menjadi pembelajaran agar tidak terulang ke depannya. Kita pun harus berterima kasih kepada operator, dalam hal ini PT KAI, yang sudah berusaha mengamankan kejadian dan memastikan seluruh penumpang terlayani,” ungkap Revy.
Disamping menyoroti aspek teknis, Revy juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap standar operasional prosedur (SOP) keselamatan, terutama dalam proses evakuasi penumpang. Ia menilai, evakuasi yang dilakukan di jalur rel menunjukkan bahwa protokol keamanan telah dijalankan sesuai prosedur.
“Kalau kita amati penumpang berjalan di rel, berarti sesuai SOP bahwa jalur listrik dipastikan telah mati sehingga penumpang bisa aman berjalan di emergency exit ladder atau menuju stasiun LRT terdekat,” ujar Revy
Ia menambahkan, meski sistem LRT Jabodebek tergolong modern dan berteknologi tinggi, perawatan rutin dan pemeriksaan berkala perlu diperkuat untuk menjaga keandalan layanan transportasi perkotaan tersebut.
Gangguan teknis ini menjadi perhatian publik karena terjadi di salah satu moda transportasi berbasis rel yang digadang-gadang sebagai solusi kemacetan di kawasan Jabodetabek. Pemerintah dan operator diminta untuk bertindak cepat melakukan investigasi, memperbaiki sistem, serta mengomunikasikan hasilnya secara transparan kepada masyarakat.









