Jakarta, Jaladrinews.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Riau menggelar Rembuk Merah Putih dengan tema Mewujudkan Pemuda Cerdas, Kritis dab Cinta Tanah Air, di Gedung Daerah Provinsi Riau, Rabu (8/10/2025).
Rembuk merah putih ini dilaksanakan dalam rangka mencegah masuknya paham-paham radikalisme yang masuk ke Riau dan Indonesia secara umumnya.
Ketua FKPT Riau, Jenri Salmon Ginting mengatakan, radikalisme merupakan paham yang berkembang di masyarakat kemudian mengalami perubahan. Paham yang berkembang berubah melalui kekerasan, kebencian, dan bahkan radikalisme dapat diartikan sebagai salah satu sifat fenomatisme yang sangat tinggi terhadap agama.
Akibatnya berpengaruh terhadap sikap dan bahkan menggunakan kekerasan dalam mengajak orang lain yang berbeda pilihan untuk sejalan dengan paham mereka," ujar Jenri.
Karena itu hal ini perlu disikapi bersama karena suku dan budaya di Riau ini sangat beraneka ragam. Pihaknya ingin organisasi masyarakat seperti FKUB, FKDM, FDK, bersama pemerintah selalu bersinergi dalam menjaga pemahaman radikalisme agar tidak masuk ke masyarakat.
"Terorisme ini muncul dari intoleransi. Mudah-mudahan Riau menjadi tolok ukur di Indonesia. Dan kita sudah lihat bahwa tahun 2024 Riau berada di peringkat ke-2 terbaik dalam kerukunan umat beragama di Indonesia," sebutnya.
Sementara itu, Kabag Keuangan BNPT, Syaiful Rahman menyampaikan, bahwa radikalisme merupakan ancaman nyata bagi negara Indonesia. Radikalisme akan menghancurkan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
Dirinya berharap degan adanya kegiatan rembuk merah putih ini dapat mewujudkan pemuda, konten kreator, jurnalis, pegiat media sosial untuk meningkatkan nilai-nilai toleransi.
"Kita berkomitmen untuk membangun pemuda cerdas yang penuh dengan cinta kasih sayang, toleran dan cinta perdamaian," ungkap Syaiful.
Menurutnya, paham radikalisme seringkali tumbuh subur di daerah yang kurang literasi, miskin toleransi dan berkembang dengan penuh kebencian. Kemudian yang paling mengkhawatirkan adalah penyebaran paham radikalisme melalui digitalisasi.
"Dunia digital menjadi medium bagi penyebaran paham ekstrem, dimana generasi muda menjadi sasaran dalam penyebaran paham radikal," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Riau, Boby Rachmat, berharap dengan forum ini masyarakat dapat mengetahui apa yang dimaksudkan dengan radikalisme dan terorisme.
"Jadi terorisme itu suatu hal yang mengerikan. Dengan adanya forum ini masyarakat jadi teredukasi dan terhindar dari paham radikalisme dan terorisme," pungkasnya.
Diketahui, dalam Rembuk Merah Putih tersebut hadir langsung pembicara yakni Yosep Adi Prasetyo yang merupakan eks Ketua Dewan Pers. Kemudian hadir juga Dosen Universitas Muhammadiyah Riau Ek Putra Nazir.
Kegiatan itu diikuti oleh peserta dari organisasi masyarakat, FKUB, FKDM, FKD, Pondok Pesantren, sekolah, konten kreator, serta jurnalis.